Sejak dijenjang pendidikan menengah pertama kita selalu dihidangkan bahwa mempelajari sejarah itu harus ada yang hitam dan putih. Baik dan buruk. Kanan dan kiri.
Misalkan dalam sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bapak Presiden Soekarno berada disisi yang putih sementara Musso, Kartosuwiryo, Kahar Muzakkar dan sebagainya kemudian yang berada disisi yang hitam.
Padahal sebaiknya mempelajari sejarah itu tidak menghitamputihkan. Setiap pelaku sejarah memiliki warnanya masing-masing.
Buku Api Sejarah yang terdiri 2 jilid karya Ahmad Mansur Suryanegara hadir mengubah pandangan kita akan sejarah.
Dimulai dari tahun keberapa Islam membumi di Nusantara sampai pada peran ulama dan Islam dalam melawan kolonialisme dan memerdekakan bangsa Indonesia dari penjajahan.
Pertama kali tau buku ini ketika saya membaca sebuah buku tentang sejarah Islam di Tanah Jawa. Di buku tersebut banyak mengutip dari buku Api Sejarah ini.
Buku yang katanya seperti sebuah kitab sejarah yang tersembunyi.
Saya beli buku ini lewat toko buku daring di Instagram. Harganya yah lumayan merogoh kantong agak dalam. Bukunya memang hard cover, tebal dan panjang. Setara lah yahh sama harganya.
Memang buku ini banyak menggugat sejarah.
Menurut ku yang mengesankan dalam buku ini ada 4 hal.